Jumat, 06 September 2019

Candaan Gus Dur soal Nyi Roro Kidul di paksa Pakai Jilbab

CLOSE AD
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CLICK TO EXPAND
Sabtu 23 Desember 2017, 15:19 WIB

Canda Gus Dur Soal Nyi Roro Kidul Berjilbab

Aryo Bhawono - detikNews
Canda Gus Dur Soal Nyi Roro Kidul BerjilbabFoto: Edy Wahyono
Jakarta -Sebelum meninggal almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyisihkan waktu sekitar 90 menit untuk mendokumentasikan video candaannya bersama Maman Imanul Haq. Presiden RI ke-4 itu yakin hanya dengan canda-lah khotbah penuh kebencian dapat ditandingi.
Pertemuan itu sangat berarti bagi Maman yang kini duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Gus Dur duduk bersila mengenakan sarung. Beberapa isi candaan itu sangat sensitif dengan peristiwa sosial, misalnya saja soal bencana alam. Gus Dur pernah ditanya mengenai penyebab gempa di Yogyakarta pada 2006 oleh salah satu stasiun televisi.
Mantan Ketua Umum PBNU itu sempat kebingunan karena merasa bukan ahli ilmu bumi. Tapi Gus Dur tetap menjawab dengan guyonanu. Kata dia kemungkinan gempa Yogyakarta disebabkan Nyai Roro Kidul penguasa laut selatan Jawa, murka karena dipaksa pakai jilbab. Candaan ini berhasil memecah ketegangan nasional karena bencana tersebut dikait-kaitkan dengan pembahasan RUU Pornografi yang kala itu cukup kontroversial.
"Candaan ini tidak hanya mengendurkan syaraf yang tegang. Tetapi juga agar suasana cair. Itulah Gus Dur, guru tapi enggak menggurui," ucap Maman ketika dihubungi detik.com, Jumat (22/12/2017) malam.
Menurutnya cara bercanda seperti ini tetap kontekstual. Apalagi ketika terjadi gempa di sekitar kawasan selatan Pulau Jawa beberapa hari lalu sempat juga dikait-kaitkan dengan azab Tuhan karena Mahkamah Konstitusi menolak mengkriminalisasi LGBT dan zina. Pesan ini cukup massif di media sosial,
Menurut Maman, jika terlalu serius melawan opini semacam ini justu kelihatan konyol. Jadi lebih baik dijawab dengan canda ala Gus Dur saja. Apalagi jika meladeni berbagai ceramah yang menebar kebencian, meladeni dengan serius justru menambah musuh, bukan jemaah.
Maman sendiri mengaku inspirasi Gus Dur tak pernah habis. Ia pernah menulis buku Fatwa dan Canda Gus Dur pada 2010. Buku ini berisi canda bersama Gus Dur sepanjang pertemuannya dari 2006 sampai 2009. "Saya masih akan menerbitkan satu buku lagi tentang Gus Dur," kata Maman.


(ayo/jat)

Berita Terkait
Baca Juga
News Feed
Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Media Partner: promosi[at]detik.com
Iklan: sales[at]detik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bangsat

 goblok