Sabtu, 24 Agustus 2019

Fakta Ular Welang Weling

CLOSE AD
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumat 23 Agustus 2019, 17:50 WIB

5 Fakta Ular Weling yang Gigitannya Tewaskan Satpam di Gading Serpong

Virgina Maulita Putri - detikNews
5 Fakta Ular Weling yang Gigitannya Tewaskan Satpam di Gading Serpong5 Fakta Ular Weling yang Gigitannya Tewaskan Satpam di Gading Serpong Foto: Istimewa/Instagram
Jakarta - Seorang satpam di kompleks perumahan Cluster Michella, Gading Serpong, Serpong tewas terkena gigitan ular berbisa. Saat itu, satpam yang bernama Iskandar tersebut hendak mengamankan seekor ular yang masuk ke salah satu rumah warga.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (20/8/2019) sekitar pukul 19.30 WIB. Iskandar diduga tidak mengetahui ular yang menggigitnya merupakan ular yang berbahaya. Ular tersebut kemudian diketahui merupakan jenis ular weling.



Berikut fakta-fakta ular weling yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Karakteristik Fisik

Ular weling (Bungarus candidus) adalah ulas berbisa dari suku Elapidae. Ular ini tubuhnya terbilang ramping dan tidak begitu panjang. Biasanya panjang dari ujung kepala hingga ekor sekitar 100 cm dengan panjang maksimal sekitar 155 cm.

Ular ini memiliki karakteristik utama berupa warna tubuhnya yang berbelang hitam dan putih. Umumnya terdapat sekitar 30-an belang hitam dari kepala hingga ekornya. Biasanya di bagian putihnya terdapat bercak kehitaman atau kecoklatan.

2. Populasi dan Penyebaran

Populasi ular weling menyebar di hampir seluruh negara di Asia Tenggara. Mulai dari Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Di Indonesia, populasi ular weling dapat ditemui di Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi.

Ular ini biasanya ditemukan di daerah dataran rendah hingga wilayah berbukit hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Ular weling hidup di hutan dataran rendah yang lembab atau kering, hutan pegunungan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, lahan pertanian dan di sekitar pemukiman.

3. Kebiasaan

Ular ini termasuk nokturnal atau baru aktif setelah gelap. Mereka juga umumnya lebih sering menggigit saat malam hari dibanding siang hari. Pada siang hari, ular weling cenderung lambat dan pemalu.

Ular ini biasanya baru menyerang jika diganggu. Mangsa utamanya adalah jenis ular lainnya, tapi kadang mereka juga berburu kadal dan katak.



4. Lebih Berbisa dari Kobra

Bisa ular weling bersifat neurotoxic atau menyerang jaringan saraf dan mengakibatkan kelumpuhan. Dari skala LD-50, bisa ular weling lebih berbahaya dibanding bisa ular kobra.

Sekitar 50% kasus gigitan ular weling di manusia, semuanya berakhir dengan kematian. Untuk melawan bisa ular weling dibutuhkan serum anti-bisa yang spesifik.

5. Efek Bisa Ular Weling

Gigitan ular weling tidak menimbulkan bengkak atau rasa sakit yang berlebihan. Tapi akibatnya bisa sangat fatal jika tidak segera ditangani.

Berdasarkan informasi dari Department of Medicine, Chulalongkorn University Hospital dan Queen Saovabha Memorial Institute of the Thai Red Cross Society, korban yang digigit ular weling akan mengalami mual, muntah, lemas dan rasa sakit di otot atau mialgia 30 menit setelah digigit.

Satu jam kemudian, kelopak mata terasa berat dan kelumpuhan oculomotor serta rasa sesak di dada. Delapan jam setelah gigitan, korban merasa kesulitan bernapas dan harus dibantu dengan respirasi mekanik. 12-24 jam setelah gigitan yang tidak ditangani biasanya berujung kematian.




Tonton Video Pertolongan Pertama Gigitan Bisa Di Penangkaran Ular Deli Sedang:
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/lus)

Berita Terkait
Baca Juga
News Feed
Kontak Informasi Detikcom
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Media Partner: promosi[at]detik.com
Iklan: sales[at]detik.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bangsat

 goblok