Kandidat Utama Vaksin Covid-19 Versi WHO, Hidup Normal Lagi?
TECH
30 June 2020 06:36
Foto: Infografis/Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Chief scientist World Health Organization Soumya Swaninathan mengatakan ada dua kandidat vaksin Covid-19 terdepan agar kembali hidup normal. Yakni, buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca yang berkolaborasi dengan Universitas Oxford dan Moderna.
"Tentu saja dalam hal seberapa maju (vaksin), tahap di mana mereka berada, mereka jadi kandidat utama. Jadi mungkin saja mereka (Astra dan Moderna) akan mendapatkan hasil yang cukup awal," kata Swaminathan mengatakan pada konferensi pers sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (30/6/2020).
"Kami tahu bahwa vaksin Moderna juga akan masuk ke uji klinis fase tiga, mungkin mulai pertengahan Juli, dan agar calon vaksin tidak jauh di belakang," tandas Swaminathan.
"Tapi saya pikir AstraZeneca tentu memiliki cakupan yang lebih global saat ini dalam hal di mana mereka melakukan dan merencanakan uji coba vaksin mereka," lanjutnya.
Swaminathan juga mengungkapkan WHO sedang dalam pembicaraan dengan beberapa produsen China, termasuk Sinovac tentang vaksin potensial. Ia pun berujar tengah mengkaji vaksin dengan peneliti India.
WHO sendiri sendiri mencatat ada 16 vaksin Covid-19 yang sudah diujicobakan ke manusia. Uji klinis fase tiga ada uji coba vaksin kepada masyarakat dalam jumlah yang lebih luas untuk mengetahui efektivitas dan kemanjuran vaksin.
Meski vaksin sudah memasuki uji klinis akhir tahap tiga tidak ada jaminan vaksin ini akan berhasil. Masuk ada kemungkinan vaksin tersebut gagal menjadi senjata melawan corona. Berikut 16 vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia dan sudah diuji ke manusia:
1. University of Oxford/AstraZeneca, Inggris, Fase 3
2. CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, China, Fase 2
3. Moderna/NIAID, Amerika Serikat, Fase 2
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
5. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
6. Sinovac, China, Fase 1/2
7. Novavax, Amerika Serikat, Fase 1/2
8. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer, Jerman, Fase 1/2
9. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences, China, Fase 1
10. Inovio Pharmaceuticals, Amerika Serikat, Fase 1
11. Genexine Consortium, Korea Selatan, Fase 1
12. Gamaleya Research Institute, Amerika Seritkat, Fase 1
13. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax, China, Fase 1
14. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/Institute of Microbiology Chinese Academy of Sciences, China, Fase 1
15. Imperial College London, Inggris, Fase 1
16. Curevac, Jerman, Fase 1
2. CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, China, Fase 2
3. Moderna/NIAID, Amerika Serikat, Fase 2
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
5. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
6. Sinovac, China, Fase 1/2
7. Novavax, Amerika Serikat, Fase 1/2
8. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer, Jerman, Fase 1/2
9. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences, China, Fase 1
10. Inovio Pharmaceuticals, Amerika Serikat, Fase 1
11. Genexine Consortium, Korea Selatan, Fase 1
12. Gamaleya Research Institute, Amerika Seritkat, Fase 1
13. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax, China, Fase 1
14. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/Institute of Microbiology Chinese Academy of Sciences, China, Fase 1
15. Imperial College London, Inggris, Fase 1
16. Curevac, Jerman, Fase 1
(roy/roy)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA