Rabu, 16 Oktober 2019

lowongan kerja di PT Omron Elektronik

Welcome to PT. Omron Manufacturing of Indonesia Careers Page

Find out more about us

Join OMRON to improve lives and contribute to a better society

Omron Manufacturing of Indonesia is one of Omron Corporation subsidiaries in Indonesia which produce Automation Component such as Sensor, Timer, etc., Electronics Component such as Relay and Switch and provide Automation Solution for Industries

OMRON Corporation is a global leader in the field of automation based on its core technology of sensing & control + think. Establish in 1933, OMRON has about 36,000 employees worldwide, working to provide product and services in more than 110 countries and regions.  
OMRON has challenged the creation of social needs since its founding and has created various innovations that are the forerunners of the world. We will focus on the four domains of "Factory Automation"​, "Healthcare"​, "Mobility"​ and "Energy Management"​, linking with all stakeholders to create innovation and further growth through resolution of social issues will be realized 
Omron Manufacturing of Indonesia is one of Omron Corporation subsidiaries in Indonesia which produce Automation Component such as Sensor, Timer, etc. and Electronics Component such as Relay and Switch and provide business solution for Industrial Automation. 
Omron Manufacturing of Indonesia where located in Cikarang, Bekasi, also well known as inclusive company that employing people with disabilities and has a big concern on women empowerment by providing equal opportunity for careers and facilities. 
Innovation driven by social needs, Challenging Ourselves and Respect others are our value to improve lives and contribute to a better society 
Join OMRON to improve lives and contribute to a better society
www.omron.com

Jobs Available

We're hiring!

Powered Bypowered by Urbanhire

Sabtu, 12 Oktober 2019

gus Miftah Bakal hadiri car freeday

IMG-LOGO
NASIONAL
HARI SANTRI 2019

Gus Miftah Bakal Meriahkan Parade Santri Cinta Damai di 'Car Free Day'

Sabtu 12 Oktober 2019 2:0 WIB
Bagikan:
Gus Miftah Bakal Meriahkan Parade Santri Cinta Damai di 'Car Free Day'
KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) (Foto: NU Online)
Jakarta, NU Online
Ulama muda kondang, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) dijadwalkan bakal memeriahkan Parade Santri Cinta Damai, Ahad (13/10) di arena Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD).
 
Parade yang diinisiasi Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islamdilangsungkan mulai pukul 06.00 WIB di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
 
"Parade akan diisi dengan jalan santai dan olahraga," demikian rilis yang diterima NU Online, Jumat (11/10) malam.
 
Dalam agenda ini, Gus Miftah hadir bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Keduanya dijadwalkan mengisi tausiah kebangsaan.
 
Sosok Gus Miftah sejak beberapa bulan ini ramai dibicarakan di media sosial, karena aksi dakwahnya di tempat hiburan. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan dalam rangka berdakwah kepada siapa saja tanpa melihat profesinya, termasuk para pekerja di klub malam, lokalisasi, dan tempat lain.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menilai bahwa aksi dakwah yang dilakukan oleh Gus Miftah tergolong ekstrem. Sebab membutuhkan keberanian, keikhlasan, dan ketabahan dalam menjalaninya.
 
Santri di Garda Depan Suarakan Perdamaian
 
Parade Santri Cinta Damai, diperkirakan akan lebih meriah dan syahdu sebab ada panggung musik shalawat perdamaian yang akan menampilkan vokalis Veve Zulfikar.
 
Di samping itu, salah satu agenda menarik dalam acara Parade Santri Cinta Damai ini adalah pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 740 meter. Bendera tersebut nantinya akan dibentangkan oleh ratusan santri di rute CFD.

Parade Santri Cinta Damai diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Santri yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres No. 22 Tahun 2015 silam. Parade ini juga sekaligus hendak meneguhkan bahwa kaum santri pesantren berani berdiri di garda terdepan untuk menyuarakan perdamaian di tengah maraknya pertikaian, konflik, dan peperangan.
 
Car Free Day pada momentum menyongsong Hari Santri ini dibuka untuk umum, bukan hanya diikuti oleh kalangan santri. Panitia juga akan menyediakan beragam hadiah-hadiah menarik (doorprize) yang diundi pada akhir acara.
 
Editor: Kendi Setiawan
Bagikan:

Baca Juga

SABTU 12 OKTOBER 2019 21:0 WIB
Fiqih Shalat 4 Madzhab Sedikit Perbedaannya, Masyarakat Tak Perlu Bingung
Fiqih Shalat 4 Madzhab Sedikit Perbedaannya, Masyarakat Tak Perlu Bingung
KH Ma'shum Zein (kanan)
Jombang, NU Online
Perintah shalat dilakukan umat Islam tidak semata mengikuti aturan yang ditetapkan oleh satu madzhab. Namun sudah masyhur di tengah masyarakat bahwa praktik shalat dilaksanakan sebagaimana yang ada di empat madzhab, kalangan pesantren menyebutnya dengan madzhabul arbaah. Yakni madzhab Imam Hanafi, Maliki, Hambali, dan Syafi'i.
 
Dari keempat madzhab itu sebetulnya tidak terlalu banyak perbedaan. Meski masyarakat tak sedikit menganggap perbedaan pandangan di antara para mujtahid itu cukup serius, sehingga untuk memahami madzhab secara keseluruhan dinilai tidaklah mudah.
 
Demikian ini disampaikan pakar fiqih lintas madzhab, KH M Ma'shum Zein saat menjadi pembicara pada kegiatan Kuliah Umum Praktikum Fiqih Empat Madzhab di Pondok Pesantren Al-Ghazali, Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. 
 
Acara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Santri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 
 
"Perbedaannya hanya sedikit saja, di antaranya pada aspek bacaan, seperti bacaan bismilah, ada yang dibaca keras ada yang tidak. Kemudian bacaan shalawat juga banyak yang sama, perbedaannya pada bacaan sayyidina, dan ada yang tidak pakai sayyidina," ujarnya, Jumat (11/10).
 
Masyarakat tak perlu bingung untuk menentukan pilihannya. Pilihlah sesuai dengan yang diyakininya, juga sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Semua pendapat empat mujtahid di atas sudah banyak dituangkan di kitabnya masing-masing, sehingga bisa dibaca dengan mudah. 
 
Yang pasti menurut KH Ma'shum semua pendapat itu sudah dipakai oleh banyak orang di berbagai daerah. 
 
"Bagi masyarakat, silakan pilih yang dikehendaki, tidak harus dihalang-halangi, yang penting masyarakat melakukan sesuai keyakinannya," ucapnya.
 
Meski demikian, kiai yang kerap kali menulis buku ini menyarankan untuk memilih madzhab Imam Syafi'i, khususnya umat Islam di Indonesia. Ia beralasan karena semua pendapatnya dilandaskan pada kehati-hatiannya, dan sebab sikap itu pula ia seringkali mengambil jalan tengah saat ada pendapat-pendapat ulama lain yang cenderung berbeda.
 
"Tapi kalau bisa satu madzhab ya cukup satu madzhab saja, tidak usah aneh-aneh. Pilih Imam Syafi'i karena sangat hati-hati betul," imbuhnya.
 
Mayoritas ubudiyah kalangan santri, kiai dan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di Indonesia mengacu pada pendapat Imam Syafi'i. Selain karena pendapatnya yang moderat, juga lebih cocok diterapkan di Indonesia.
 
"Karena beliau mengadopsi pemikiran Imam Malik dan Imam Hanafi sebagai gurunya," jelasnya.
 
Sementara itu, Ketua Hari Santri 2019 di Jombang, H AR Jauharuddin Alfatih mengatakan, kegiatan ini lebih diprioritaskan untuk kalangan santri. Seorang santri memang harus menguasai praktik-praktik yang digariskan keempat mujtahid sebagai bekal kelak saat kembali ke rumahnya masing-masing.
 
"Saat ini harus kenal terlebih dahulu terkait pendapat dan praktiknya shalat versi empat madzhab. Suatu saat nanti di rumahnya hal ini akan sangat dibutuhkan," ujarnya.
 
Hadir puluhan peserta dari berbagai pondok pesantren di Jombang. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan hingga rampung.
 
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor : Abdul Muiz
SABTU 12 OKTOBER 2019 19:0 WIB
Industri 4.0 Tantangan Utama Pendidikan Karakter
Industri 4.0 Tantangan Utama Pendidikan Karakter
Kapustekom Kemendikbud Gogot Suwarto, saat mengisi materi di MKNU Ma’arif NU di Bintang Hotel, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (11/10) malam. (Foto: NU Online/A Rahman Ahdori)
Jakarta, NU Online
Pendidikan karakter dinilai sangat penting dikuasai oleh semua kalangan temasuk oleh seorang tenaga pendidik yang setiap hari mengajar siswa-siswi  di Sekolah. Pendidikan karakter membentuk kepribadian seseorang, puncaknya mental anak bangsa tumbuh secara terukur. Sehingga, anak bangsa tersebut memiliki moral yang kuat, norma sosial yang tinggi dan norma agama yang sesuai dengan ajaran Islam. 
 
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan karakter mengalami tantangan yang beragam. Sejak tahun 2016 industri kembali mencuat ke permukaan, bukan hanya Indonesia semua negara di Dunia mengalami hal serupa. 
 
Industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Industri 4.0 mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognitif. Pada revolusi industri keempat atau ini efisiensi mesin dan manusia dilakukan konektivitas dengan internet of things. 
 
Era digital tersebut dinilai menjadi tantangan utama pendidikan karakter, karena sangat mempengaruhi prilaku masyarakat. Untuk itu harus ada pengendalian yang terarah oleh negara dan bangsa Indonesia. 
 
Kepala Pusat Tekhnologi dan Komunikasi (Pustekom) Kementerian Pendidian dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Gogot Suwarto, mengatakan pada industri 4.0 ini semua negara bersatu menggalang kekuatan untuk menguasai informasi, penguasaan data dan penguasaan jaringan. Jika hal itu mulai berkembang di negara tertentu dan menyentuh masyarakat secara keseluruhan, maka akan muncul karakter yang beragam. 
 
Salah satu nilai positif pada industri 4.0 kali ini, menurut Gogot, tidak ada invasi fisik, semua negara fokus terhadap invasi jaringan, informasi dan penguasaan data. Termasuk negara-negara adikuasa seperti Rusia, Amerika dan China yang fokus pada penguasaan revolusi 4.0 tersebut.  
 
"Tapi kalau tidak bisa dikendalikan ini jadi discrubction, karakter itu jadi kacau,” kata Gogot Suwarto saat memberikan arahan peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Bintang Hotel, Jumat (11/10) malam.
 
Ia menjelaskan, poin dari industri 4.0, teknologi melekat di masyarakat. Selain itu akses tekhnologi dari semua arah masuk ke semua lini. Hal itu juga yang melatarbelakangi Pemerintahan Presiden Joko Widodo- Wakil Presiden Jusuf Kallah periode 2014-2019 menguatkan kembali revolusi mental. 
 
"Industri 4.0 ini adalah infrastruktur, kalau kita tidak mengendalikan kita yang akan dikendalikan oleh infrastruktur ini, jadi teknologi secanggih apa pun kuncinya adalah kita (manusia)," ia menegaskan. 
 
Menurut Gogot, dulu saat dirinya sekolah di Sekolah Dasar, Pendidkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila masih diajarkan. Bahkan, oleh  setiap siswa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
"Karena diajari kami hapal dan membekas, setiap kami melihat orang bertingkah kami berpikir, oh karakter orang ini ada di P4 poin berapa gitu," tuturnya. 
 
Seperti diketahui, sejak Jumat (11/10) siang, Pengurus Pusat Lembaga Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) menyelenggarakan Madrasah Kader NU (MKNU). MKNU ini diikuti seluruh jajaran struktur PP dan PW Maarif NU, dilangsungkan hingga Ahad (13/10).
 
MKNU merupakan jenjang kaderisasi yang wajib dilaksanakan oleh semua lembaga PBNU, hal itu sebagaimana hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang tahun 2015 lalu. Pada MKNU kali ini, LP Maarif membahas berbagai persoalan utamanya pendidikan karakter dan pendidikan digital atau pendidikan di era industri 4.0
 
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
SABTU 12 OKTOBER 2019 17:45 WIB
Hakam Mabruri, Warga NU yang Akan Keliling Afrika dengan Sepeda
Hakam Mabruri, Warga NU yang Akan Keliling Afrika dengan Sepeda
Hakam Mabruri dan peta benua Afrika (Foto: NU Online/Junaidi Mahbub)
Jakarta, NU Online
Namanya Hakam Mabruri, warga Desa Gading, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berat badannya 48 kg, sementara tingginya 160 cm. Namun, ia akan mengelilingi benua Afrika dengan sepeda. Rencananya ia akan berangkat akhir Oktober ini. 

Negara yang akan dilewati Pondok Pesantren An-Nur II Kabupaten Malang adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Kenya, Uganda, Rwanda, Tanzania, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan.

“Diperkirakan menghabiskan waktu 14 bulan, setahun lah, kira-kira,” kata Hakam di Gedung PBNU, selepas meminta doa restu kepada kiai-kiai NU, khususnya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Kamis malam (10/10).

Menurut pria berusia 37 tahun ini, ia akan melakukan hal itu seorang diri. Karena itulah, ia meminta doa kepada para kiai, guru, dan tentu saja kedua orang tuanya agar tidak ada gangguan selama di perjalanan, selamat dalam keberangkatan hingga pulang lagi ke kampung halamannya. 

”Berangkat dari Jakarta insyaallah bulan ini, terbang ke Mesir. Dari Mesir lalu bersepeda ke 14 negara,” katanya. 

Di setiap negara, lanjut Hakam, ia akan mendatangi situs bersejarah keagamaan dan rumah-rumah ibadah berbagai agama. Termasuk nanti di Afrika Selatan, ia akan mendatangi makam Syekh Yusuf Makassari. Meskipun jenazahnya telah dipindahkan ke Indonesia, dia akan tetap ke tempat awal dikebumikannya ulama pejuang tersebut. 

“Sekalian berkomunikasi langsung dengan warga lokal untuk menyampaikan bahwa Islam tidak menganjurkan menyerang atau memerangi kaum lain. Islam agama perdamaian,” katanya ketika dihubungi lagi pada Sabtu, (12/10).

Tak hanya itu, Hakam juga akan akan menceritakan kehidupan beragama masyarakat di Indonesia yang terdiri berbagai macam agama, budaya, bahasa, etnis, tetapi hidup damai saling berdampingan. Kehidupan damai bisa terusik jika ada kalangan yang merasa benar dan menyalahkan orang lain, apalagi dengan agresif melakukan penyerangan fisik.

Hakam Mabruri melakukan hal serupa pada tahun 2017. Ia melakukan perjalanan dengan bersepeda hingga ke Arab Saudi dengan rute, Indonesia, Sngapura, Malaysia, Thailand. Dari Thailand melakukan penerbangan ke India. Kemudia ia tidak dapat memasuki Pakistan, Palestina, dan Israel sehingga ia melakukan penerbang India Yordania. Setelah itu, ia ke Mesir dan terakhir Arab Sauadi. Selepas melaksanakan umrah, ia kembali melakukan penerbangan Arab Saudi-Indonesia. 

Waktu itu, perjalanannya ditemani sang istri, Rofingatul Islamiyah yang kebetulan memiliki kegermaran sama. Mereka mengendarai satu sepada yang didesain untuk dikayuh berdua. Perjalanan mereka ke Timur tengah menghabiskan waktu setahun juga hingga kembali ke kampung halaman. 

“Sekarang istri tidak ikut, anak saya baru setahun setengah,” katanya seraya memohon doa kepada segenap Nahdliyin agar segala urusannya dimudahkan, diberi kesehatan, dan keselamatan.  
 
Selama perjalanan bersepeda di Afrika, Hakam akan menceritakannya melalui Instagram pribadinya di @hakammabruri. 
 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad
IMG
IMG
IMG
1 / 6
Habib Umar bin Hafidz Berkunjung ke PBNU
Habib Umar bin Hafidz Berkunjung ke PBNU
Seminar Internasional Bersama Ulama Lebanon
Rapat Pleno PBNU 2018
Imam Besar Masjidil Haram Kunjungi PBNU
Kunjungan Grand Syekh Al-Azhar ke PBNU
Peresmian Perluasan Gedung II PBNU
IMG
IMG


bangsat

 goblok